CBIB BUDIDAYA RUMPUT LAUT

EVALUASI PENGAWASAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

( Eucheuma cottonii) DALAM RANGKA PENERAPAN CBIB

 DI KABUPATEN BURU SELATAN PROVINSI MALUKU

OLEH:

Umar Rifai dan Rajab Mahu

Balai Budidaya Laut Ambon, Email :bbl ambon@yahoo.co.id

Abstrak

Kabupaten Buru Selatan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Maluku, Indonesia. Ibukotanya adalah Namrole. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Buru. kabupaten Buru Selatan memiliki 5 kecamatan Kabupaten Buru Selatan walaupun masih tergolong muda namun memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa melimpah sayangnya sumber daya alam ini belum di kelolah secara maksimal, di harapkan ke depan seluruh potensi sumber daya ini dapat di kelolah lebih maksimal lagi sehingga dapat menjadi sebuah potensi yang tentunya sangat baik bagi kesejahteraan  rakyat di daerah ini yang saat ini sangat tertinggal dari daerah lainnya di Maluku.

Upaya percepatan alih  teknologi budidaya laut khususnya diwilayah pengembagan usaha budidaya ini, maka Balai Budidaya Laut Ambon sebagai salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya KKP mempuyai tugas dan tanggung jawab dalam melakukan pengawasan, pemantauan dan pendampingan kegiatan budidaya laut di wilayah kerja yang mencakup Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Kegiatan yang dilakukan meliputi identifikasi kondisi umum wilayah, potensi pengembangan budidaya laut, komoditas yang telah dan yang akan dikembangkan, capaian teknologi yang digunakan di tingkat pembudidaya, sosialisasi penerapan CBIB, capaian penerapan CBIB dan pemantauan kondisi perairan dimana kegiatan budidaya dilaksanakan.

Untuk memperoleh informasi tentang perkembangan kegiatan budidaya di kawasan budidaya di Kabupaten Buru Selatan, dilakukan melalui wawancara dan penulusuran data , Observasi dengan cara melihat langsung ke kelompok pembudidaya Rumput Laut yang dikunjungi dan  mengambil data primer dengan cara menanyai responden  secara langsung di lapangan tentang sarana budidaya yang digunakan, produksi dan permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan hasil survei pengawasan di lokasi kawasan budidaya di kawasan budidaya Kabupaten Buru Selatan maka dapat disimpukan bahwa potensi pengembangan budidaya laut masih besar. Pembudidaya belum sepenuhnya dalam penerapan CBIB. Pembinaan dan pendampingan yang rutin sangat dibutuhkan dalam rangka memberikan petunjuk cara penerapan cara berbudidaya yang baik. Pembudidaya masih menemui beberapa kendala seperti kondisi musim, penyakit ice-ice, organisme penempel dan kemungkinan tekanan ekologi akibat mulai adanya potensi pencemaran.

Kata kunci :CBIB ,pembudidaya, Rumput Laut